Pages

Kita Memang Berbeda, tetapi ....

Berbeda berasal dari kata beda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia beda berarti sesuatu yang menjadikan berlainan antara benda satu dengan benda lain, atau arti lainnya adalah ketidaksamaan. Sering kali karena kata ini keributan dan kerusuhan terjadi. Kejadian yang saya lihat di sekitar saya pun demikian adanya. Teringat waktu saya berusia 5 tahun, teman-teman saya tidak mau berteman dengan saya karena agama kami berbeda. Saya seorang Kristen dan mereka seorang Islam. Masih sangat jelas di dalam ingatan saya perkataan yang mereka ucapkan belasan tahun yang lalu, “Kalo orang Kristen temenannya sama orang Kristen, kalo orang Islam sama orang Islam!” . Dengan sembari menangis aku pulang ke rumah dan menceritakan hal ini kepada mama. “Kalo begitu aku gak akan punya teman di rumah dong, kan hanya aku yang beragama Kristen di sini.” Aku terus menangis karena bersedih tidak memiliki teman. Itu hanya satu dari banyak hal yang aku alami perihal sebuah perbedaan. Belum lagi masalah tentang aku adalah seorang anak yang memili orang tua yang berasal dari Sumatera Utara. Secara otomatis Suku Batak menjadi identitas yang saya miliki. Walaupun saya tidak paham bahasa daerahnya apalagi adatnya. Namun tetap saja saya adalah seorang Batak. Saya tidak memiliki wajah seorang batak. Banyak orang yang mengira saya orang menado atau orang jawa. Sering saya berpikir, memangnya wajah itu menggambarkan suku? Tetapi tetap saja saat orang bertanya saya berasal dari suku mana, saya harus menjawab bahwa saya adalah Suku Batak. Terkadang saya malu untuk mengakuinya. Bukan karena saya benci dengan suku saya. Namun karena pandangan orang tentang suku saya kurang bagus. Mereka bilang orang batak itu keras, orang batak itu suka bertengkar, orang batak itu begini dan begitu. Banyak hal yang tidak bisa saya terima. Saya tidak seperti itu kok. Orang-orang yang saya kenal dengan suku seperti saya juga tidak seperti yang mereka bilang kok. Lagi-lagi saya tidak nyaman dalam kondisi seperti ini. Ada hal yang lagi lagi membuat saya sedih. Karena saya seorang Kristen saya sulit mencari kerja. Kata mereka orang Kristen tidak bisa kerja di sini. Belum lagi saat adik saya mendaftar ke sebuah Sekolah Menengah Kejuruan di Bekasi, dia tidak di terima karena dia adalah seorang batak. Lagi-lagi saya harus bersedih karena agama dan suku yang saya sandang. Kenapa mereka mengkotak-kotakan perbedaan itu? Mengapa mereka tidak dapat menerima perbedaan? Mengapa mereka hanya ingin semua yang ada di sana adalah orang-orang yang sama dengan mereka? Apakah mereka tidak sadar bahwa mereka berada di negara yang memiliki keanekaragaman? Yasudahlah, tidak ada gunanya saya mengeluh. Sekarang tugas saya adalah menjadi yang terbaik walaupun saya memang berbeda dari mereka. Saya bangga dengan agama saya, saya bangga dengan suku saya. Setidaknya saya tidak membeda-bedakan perbedaan seperti mereka. Semoga di mata kuliah Humanistic Studies ini saya dapat lebih belajar untuk melihat segala sesuatunya lebih dekat. Bukan malah mengkotak-kotakan perbedaan itu sebagai batas.

Source picture : http://duniadigital.marketing.co.id/wp-content/uploads/2012/01/bersatu.jpg Ester Meila Sampoerna School of Education Mathematics Departement 201110028

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS